Penetrasi digital yang semakin dalam di setiap bidang mendorong setiap entitas bisnis untuk berlomba- lomba memanfaatkannya demi menjaga kelangsungan usaha. Tidak terkecuali bagi Koperasi Karyawan PT Pelni Bina Sejahtera yang melakukan digitalisasi layanan pinjaman dan lainnya kepada anggota.
Koperasi yang didirikan pada 16 Februari 1980 itu menyadari penggunaan teknologi digital akan meningkatkan daya saing usaha dan memudahkan transaksi anggota. Chairi Hidayat, Ketua Pengurus Kopkar PT Pelni Bina Sejahtera mengatakan, inovasi layanan digital penitng dilakukan agar usaha koperasi tidak tergilas perubahan zaman. “Kami mengembangkan digitalisasi pinjaman dan layanan lainnya untuk memenuhi kebutuhan anggota,” ungkap Chairi. Selain digitalisasi prosedur pinjaman, koperasi dengan anggota sebanyak 3.485 orang pada akhir 2021 lalu itu juga Bekerjasama dengan unit-unit kerja di PT Pelni dalam melakukan penjualan dan Kebutuhan melalui Aplikasi PaDi (Pasar Digital)
Seperti diketahui, aplikasi PaDi UMKM merupakan sebuah platform digital yang mempertemukan UMKM dengan BUMN guna mengoptimalkan, mempercepat dan mendorong efisiensi transaksi belanja BUMN pada UMKM, serta memperluas dan mempermudah UMKM mendapatkan akses pembiayaan.
Sejalan dengan upaya memperkuat digitalisasi layanan, Koperasi dengan omzet sebesar Rp 8,92 miliar pada 2021 lalu itu juga terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Ini dlakukan dengan mengikutsertakan karyawan pada pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan internal maupun eksternal. “Dengan SDM yang berkualitas akan menghadirkan layanan prima kepada anggota,” ucap Chairi
Koperasi Karyawan PT Pelni Bina Sejahtera awalnya didirikan atas kuasa rapat pembentukan pada tanggal 16 Februari 1980 oleh 5 orang wakil karyawan yang dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah DKI Jakarta No.1364/B.H/I tanggal 9 Juni 1980. Usaha awalnya hanya merupakan simpan pinjam. Namun kini usaha koperasi meliputi toko, pengadaan barang kebutuhan Pelni, kerjasama dengan perumahan dan usaha lainnya.
Chairi menambahkan, upaya digitalisasi layanan mendapatkan respons positif dari anggota. Ini ditunjukkan dari tetap terjaganya usaha Koperasi. Pada akhir 2021, jumlah aset sebesar Rp 98,15 miliar dan modal sebesar Rp86,32 miliar. “Dukungan anggota sangat penting untuk menjaga pertumbuhan usaha koperasi yang berkelanjutan,” ujarnya. Selain digitalisasi layanan, anggota merasa nyaman dengan Kopkar ini karena jasa administrasi pinjaman yang sangat kecil dan SHU yang memuaskan. Hal ini ditambah dengan proses pencairan pinjaman yang cepat sehingga anggota dapat terpenuhi kebutuhannya.
Meski sejauh ini usahanya berjalan mulus, namun Chairi tidak menampik adanya tantangan yang dihadapi. Salah satunya adalah agresivitas lembaga keuangan lain yang aktif memasarkan produk-produk pinjaman. Selain itu, adanya beberapa kasus piutang macet. Untuk mengatasi tantangan tersebut, Pengurus telah memiliki jurus seperti rencana menambah tenor dan plafon pinjaman serta meningkatkan pengawasan untuk meminimalisir piutang macet.